Jumat, 30 Agustus 2013

PUISI UNTUK GURUKU

Tidak ada komentar:
PUISI UNTUK GURUKU

GURUKU ……………
ENGKAULAH PEMBIBINGKU DI SEKOLAH
DISAAT KU TAK TAHU, APA ILMU ITU???
ENGAULAH YANG MEMBERI TAHU KAMI ILMU ITU

                        ILMU……………….
                        ILMU KAMI BUTUHKAN SEBAGAI MASA DEPAN KAMI
                        TANPA ILMU , KAMI TAK TAHU SESUATU
                        TANPA ILMU KAMI TAK TAHU TENTANG MASA DEPAN YANG CERAH

ENGKAULAH PAHLAWAN TANPA JASA…
AKU TAK BISA MEMBALASMU DENGAN APA-APA
KECUALI, DENGAN DOA DARI HATI KECILKU,
KU UCAPKAN TRIMA KASIH NTUK MU

BY : KARIN YULFIARTI
CINTHA  AYU WANDIRA

CLASS : IX A
SMP N 3 SAROLANGUN


WE LOVE MY TEACHERS
selengkapnya [...]

Minggu, 18 Agustus 2013

KUMPULAN DAFTAR ISTILAH DAN KODE VERVAL DI PADAMU NEGERI

2 komentar:

KUMPULAN DAFTAR ISTILAH DAN KODE VERVAL DI PADAMU NEGERI



Pada kesempatan ini kembali berbagi "Padamu". Mungkin sudah ada yang menyelesaikan VerVal NUPTK 2013 atau mungkin saja ada yang baru memulai mengunduh formulir pemutakhiran NUPTK. Semoga lancar dan dapat segera menyelesaikan kegiatan verifikasi dan validasi NUPTK agar NUPTK kita dianggap resmi terdaftar dan permanen aktif oleh BPSDMPK-PMP Kemdikbud.

Dalam mengikuti prosedur dan alur verval NUPTK 2013 ini, anda pasti banyak menemui beberapa istilah atau singkatan maupun kode-kode dalam bentuk formulir atau surat atau perintah dan sebagainya. Saya sendiri terkadang bingung sendiri apa dan untuk apa formulir A01, A02, A03, lalu apa dan untuk apa verval level 1, level 2 ataupun apa dan untuk apa surat kode S02a, S02b, S03a, S03b, S04a, S04b, S05, S07, S08 dan seterusnya.

Nah...kali ini saya sengaja membuat rangkuman daftar istilah dan kode seputar verval NUPTK 2013 di Padamu Negeri.

  • BPSDMPK-PMP =   Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan Kebudayaan-Penjaminan Mutu Pendidikan
  • NUPTK =   Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan
  • PADAMU NEGERI  =   Pangkalan Data Penjaminan Mutu Pendidikan Negara Kesatuan Republik Indonesia
  • VerVal =   Verifikasi dan Validasi
  • PTK =   Pendidik dan Tenaga Kependidikan
  • EDS  =   Evaluasi Diri Sekolah, berupa instrumen kuisoner
  • PegID =   Pegawai Register ID, sebagai kode indentitas referensi PTK
  • Registrasi =   Pendaftaran
  • Formulir A01 =   jika PTK masih aktif di sekolah induk yang sudah terdaftar
  • Formulir A02 =   jika PTK sudah tidak aktif di sekolah induk yang terdaftar
  • Formulir A03 =   untuk PTK yang dinyatakan tidak terdaftar di sekolah induk atau sekolah belum terdaftar
  • Formulir A04 =   Formulir NUPTK untuk Pengawas
  • Formulir A05 =   Formulir registrasi PTK untuk pengajuan NUPTK baru
  • Formulir A06 =   Formulir registrasi Pengawas  Sekolah untuk pengajuan NUPTK baru
  • Admin/Operator =   Orang yang bertanggung jawab dalam pengelolaan data di setiap  institusi
  • Bukti VerVal Level 1 =   Surat tanda bukti bahwa data PTK berdasar Formulir A01/A04 sudah divalidasi oleh Admin, berisi Kode Aktivasi Akun PTK
  • Bukti Registrasi Lv1  =   Surat tanda bukti bahwa data registrasi PTK baru berdasar Formulir A05/A06 sudah divalidasi oleh Admin, berisi Kode Aktivasi Akun PTK
  • Bukti VerVal Level 1 =   Surat tanda bukti bahwa data PTK berdasar Formulir A01/A04 sudah divalidasi oleh Admin, berisi Kode Aktivasi Akun PTK
  • Bukti Registrasi Lv1  =   Surat tanda bukti bahwa data registrasi PTK baru berdasar Formulir A05/A06 sudah divalidasi oleh Admin, berisi Kode Aktivasi Akun PTK
  • Bukti VerVal Level 2 =   Surat tanda bukti bahwa PTK sudah melakukan pengisian EDS dan Data Rinci dan sudah divalidasi oleh Admin
  • Bukti Registrasi Lv2  =   Surat tanda bukti bahwa PTK baru sudah melakukan pengisian EDS dan Data Rinci dan sudah divalidasi oleh Admin
  • Kode S02a =   Surat Tanda Bukti VerVal Level 1 untuk Pengawas Sekolah (Aktivasi Akun Pengawas)
  • Kode S02b =   Surat Tanda Bukti VerVal Level 1 untuk PTK
  • Kode S02c =   Surat Tanda Bukti Registrasi Level 1 untuk PTK Baru
  • Kode S02d =   Surat Tanda Bukti Registrasi Level 1 untuk Pengawas Sekolah
  • Kode S03a =   Surat Pengajuan VerVal Level 2 untuk PTK
  • Kode S03b =   Surat Pengajuan VerVal Level 2 untuk Pengawas Sekolah
  • Kode S03c =   Surat Pengajuan Registrasi Level 2 untuk PTK
  • Kode S03d =   Surat Pengajuan Registrasi Level 2 untuk Pengawas Sekolah
  • Kode S04a =   Surat Tanda Bukti VerVal Level 2 untuk PTK
  • Kode S04b =   Surat Tanda Bukti VerVal Level 2 untuk Pengawas Sekolah
  • Kode S05a =   Surat Tanda Bukti Registrasi Level 2 untuk PTK
  • Kode S05b =   Surat Tanda Bukti Registrasi Level 2 untuk Pengawas Sekolah
  • Kode S06a/S06b/S06c =  Surat Pengajuan NUPTK Baru
  • Kode S06d/S06eS06f  = Surat Pengajuan NUPTK Baru
  • Kode S07a =   Surat Pakta Integritas untuk PTK
  • Kode S07b =   Surat Pakta Integritas untuk Kepala Sekolah
  • Kode S07c =   Surat Pakta Integritas untuk Pengawas Sekolah
  • Kode S08a =   Tanda Bukti Penerimaan Pakta Integritas dari Admin Dinas
  • Kode S08b = Surat Tanda Bukti Pengaktifan PegID
  • Kode S09 = Surat Tanda Bukti Penerimaan Pengajuan NUPTK dari Admin Dinas
    Sumber : RodaJaman
selengkapnya [...]

METODE BRAINSTORMING

1 komentar:

Metode Brainstorming (Sumbang Saran)

Metode  brainstorming adalah  teknik mengajar yang dilaksanakan guru dengan cara melontarkan suatu masalah ke kelas oleh guru, kemudian siswa menjawab, menyatakan pendapat, atau memberi komentar sehingga memungkinkan masalah tersebut berkembang menjadi masalah baru . Secara singkat dapat diartikan sebagai satu cara untuk mendapatkan banyak/berbagai ide dari sekelompok manusia dalam waktu yang singkat (Roestiyah 2001: 73).
Teknik Mengajar BrainstromingMetode yang dipopulerkan oleh Alex F. Osborn dalam bukunya Applied Imagination itu disebut juga dengan metode sumbang saran. Beberapa ahli mengemukakan bahwa metode brainstorming (sumbang saran) merupakan suatu bentuk metode diskusi guna menghimpun ide/gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, pengalaman dari semua peserta.
Perbedaanya dengan diskusi, jika dalam diskusi  gagasan dari seseorang ditanggapi (didukung, dilengkapi, dikurangi, atau tidak disepakati) oleh peserta lain, maka padapenggunaan metode brainstorming (curah pendapat) gagasan yang dikemukakan tidak untuk ditanggapi oleh peserta lain. Teknik ini hanya untuk menghasilkan gagasan yang mencoba mengatasi segala hambatan dan kritik. Kegiatan ini mendorong munculnya banyak gagasan, termasuk gagasan yang nyleneh, liar, dan berani dengan harapan bahwa gagasan tersebut dapat menghasilkan gagasan yang kreatif.
Tujuan dari penggunaan metode brainstorming (curah pendapat) adalah untuk membuat kompilasi (kumpulan) pendapat, informasi, pengalaman semua peserta yang sama atau berbeda. Hasil akhirnya lantas dijadikan peta info, peta pengalaman, atau peta ide (mindmap) buat jadi evaluasi berbarengan. metode ini dipakai buat menguras habis apa yang dipikirkan para siswa di dalam menanggapi permasalahan yang dilontarkan guru di kelas tersebut.
Tugas guru dalam pelaksanaan metode ini:
  1. Memberikan masalah yang mampu merangsang pikiran siswa, sehingga mereka tertarik untuk menanggapinya.
  2. Tidak boleh mengomentari atau mengevaluasi bahwa pendapat yang dikemukakan oleh siswa itu benar/salah.
  3. Guru tidak perlu menyimpulkan permasalahan yang telah ditaggapi siswa.
  4. Guru hanya menampung semua pernyataan pendapat siswa, dan memastikan semua siswa di dalam kelas mendapat giliran.
  5. Memberikan pertanyaan untuk memancing siswa yang kurang aktif menjadi tertarik.
Tugas siswa dalam pelaksanaan metode ini:
  1. Menanggapi masalah dengan mengemukakan pendapat, komentar, mengajukan pertanyaan, atau mengemukakan masalah baru.
  2. Belajar dan melatih merumuskan pendapatnya dengan bahasa dan kalimat yang baik.
  3. Berpartisipasi aktif, dan berani mengemukakan pendapatnya.
Langkah-langkah metode Brainstorming
  1. Pemberian informasi dan motivasi. Pada tahap ini guru menjelaskan masalah yang akan dibahas dan latar belakangnya, kemudian mengajak siswa agar aktif untuk memberikan tanggapannya.
  2. Identifikasi. Siswa diajak memberikan sumbang saran pemikiran sebanyak-banyaknya. Semua saran yang diberikan siswa ditampung, ditulis dan jangan dikritik. Pemimpin kelompok dan peserta dibolehkan mengajukan pertanyaan hanya untuk meminta penjelasan.
  3. Klasifikasi. Mengklasifikasi berdasarkan kriteria yang dibuat dan disepakati oleh kelompok. Klasifikasi bisa jiga berdasarkan struktur/faktor-faktor lain.
  4. Verifikasi. Kelompok secara bersama meninjau kembali sumbang saran yang telah diklasifikasikan. Setiap sumbang saran diuji relevansinya dengan permasalahan yang dibahas. Apabila terdapat kesamaan maka yang diambil adalah salah satunya dan yang tidak relevan dicoret. Namun kepada pemberi sumbang saran bisa dimintai argumentasinya.
  5. Konklusi (Penyepakatan). Guru/pimpinan kelompok beserta peserta lain mencoba menyimpulkan butir-butir alternatif pemecahan masalah yang disetujui. Setelah semua puas, maka diambil kesepakatan terakhir cara pemecahan masalah yang dianggap paling tepat.
Keunggulan dan Kelemahan Metode Brainstorming 
Keutamaan metode brainstorming adalah penggunaan kapasitas otak dalam menjabarkan gagasan atau menyampaikan suatu ide. Dalam proses brainstorming, seseorang akan dituntut untuk mengeluarkan semua gagasan sesuai dengan kapasitas wawasan dan psikologisnya. Sebagai mana metode mengajar lainnya, metode brainstorming juga memiliki kelebihan dan kekurangan/kelemahan.
Roestiyah (2001:74-75), mengemukakan beberapa keunggulan dan kelemahan metode brainstorming sebagai berikut.
Keunggulan metode brainstorming antara lain:
  1. Siswa berfikir untuk menyatakan pendapat.
  2. Melatih siswa berpikir dengan cepat dan tersusun logis.
  3. Merangsang siswa untuk selalu siap berpendapat yang berhubungan dengan masalah yang diberikan oleh guru.
  4. Meningkatkan partisipasi siswa dalam menerima pelajaran.
  5. Siswa yang kurang aktif mendapat bantuan dari temannya yang sudah pandai atau dari guru.
  6. Terjadi persaingan yang sehat.
  7. Anak merasa bebas dan gembira.
  8. Suasana demokratis dan disiplin dapat ditumbuhkan.
  9. Meningkatkan motivasi belajar.
Sedangkan hal-hal yang perlu diantisipsi dalam penggunaan metode brainstorming (kelemahannya) yaitu:
  1. Memerlukan waktu yang relatif lama.
  2. Lebih didominasi oleh siswa yang pandai.
  3. Siswa yang kurang pandai (lambat)  selalu ketinggalan.
  4. Hanya menampung tanggapan siswa saja
  5. Guru tidak pernah merumuskan suatu kesimpulan.
  6. Siswa tidak segera tahu apakah pendapat yang dikemkakannya itu betul atau salah.
  7. Tidak menjamin terpecahkannya suatu masalah.
  8. Masalah bisa melebar ke arah yang kurang diharapkan.
Kelemahan di atas bisa diatasi jika guru atau pemimpin kelompok bisa membaca situasi dan menguasai kelas dengan baik untuk mencari solusi. Guru harus bisa menjadi penengah dan mengatur situasi dalam kelas sebaik mungkin dengan cara benar-benar menguasai materi yang akan disampaikan dan merencanakan kegiatan belajar dengan baik.


Sumber : http://inboxkita.blogspot.com
selengkapnya [...]

Entri Populer

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

ANGGOTA BLOG SMPN 3 SAROLANGUN

Desain Oleh :